dalam Implementasi Strategi
Google Indonesia
Disusun oleh:
AHMAD WINARDI B.111.13.0267
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 MANAJEMEN
2016
A. Sosok Kepemimpinan Rudy Ramawy
dalam Google Indonesia
Rudy
Ramawy, mungkin namanya agak asing bagi sebagian orang.
Namun bagi pemirsa RCTI ataupun pada perhelatan acara Sony Music Entertainment
tentunya muka Rudy Ramawy sering kita lihat di layar kaca. Bahkan sosok Rudy
Ramawy ini terakhir pernah terlihat saat gelaran tinju celebrity fight antara
Chris John vs Daud Jordan beberapa waktu lalu yang disiarkan secara langsung
oleh RCTI.
Sekarang
Sosok Rudy Ramawy kembali hangat diperbincangkan khususnya di dunia maya. Ini
disebabkan karena Rudy Ramawy ditunjuk sebagai Country Head Google Indonesia
alias bos Google Indonesia. Secara resmi Rudy Ramawy sudah bergabung ke
tim Google Indonesia sejak Januari 2012.
Namun
baru terungkap ke publik secara resmi pada saat jumpa pers di Gedung Cyber 2,
Jakarta pada tanggal 30 Maret 2012 lalu. Tujuan penunjukkan Rudy Ramawy sebagai
bos Google Indonesia sendiri adalah sebagai usaha untuk lebih mendekatkan diri
kepada pengguna, mitra kerja, dan para stakeholder di Indonesia.
Profil Rudy Ramawy Bos Google Indonesia
Berikut
ini adalah profil singkat Rudy Ramawy Bos Google Indonesia yang dikutip dari
kompas.com:
- Rudy mendapat gelar sarjana di bidang Teknik Kimia dari University of California, Barkeley. Ia memulai karier di Procter and Gamble tahun 1994.
- Pada tahun 1997, Rudy menjadi Direktur Sales and Marketing Sony Music Entertainment Indonesia. Tahun 1999, ia direkrut menjadi Managing Director untuk Warner Music Malaysia yang berkantor di Kuala Lumpur.
- Rudy kembali ke Indonesia pada tahun 2003 dan bergabung kembali dengan Sony Music Entertainment Indonesia sebagai President Director dan sekaligus sebagai Regional Marketing Director untuk Asia Tenggara.
- Tahun 2005, Rudy bergabung dengan Nantrindo Telepon Seluler (pemilik operator seluler Axis) sebagai Direktur dan Chief Marketing Officer.
- Sebelum bergabung dengan Google pada Januari 2012, Rudy menjabat sebagai Direktur Programming dan Production RCTI.
Dalam
memimpin google indonesia, Value yang dipegang nilai kolaborasi, Sangat cocok
budaya indonesia yaitu gotong royong bisa terasa di culture di goole. Kita
bukan memberi instuksi namun lebih bersifat diskusi dan gotong royong misalnya
kita menyelesaikan bersama-sama dan berdiskusi, bukan mengintruksikan atasan
pada bawahan, sebagai CEO harus mengkonfrimasi bahwa ini untuk kepentingan
bersama.
Di
kantor google sendiri para karyawan tidak menggunakan seragam atau pun jas,
mereka meggunakan pakaian bebas sesuai kenyamanan para karyawan.
Sebagai
Ceo pun Rudy memperhatikan kenyamanan para karyawan nya bekerja, ini memang
sesuai dengan budaya kantor Google di seluruh dunia. Beberapa contohnya adalah
makanan, tempat santai, karyawan bisa bekerja di tempat manapun dikantor, ingin
tempat yang sepi dan tidak ramai ataupun yang nyaman di sofa. Juga ada arena
bermain tenis meja dan ruang fitness untuk refresing sehingga akan memanjakan
para karyawannya. Hasilnya bisa dapat ide baru cara kerja baru dan kreatif.
Don’t
be Evil, atau jangan menjadi jahat. Motto perusahaan ini yang terus dipegang. Google
menunjukan cara yang sebenarnya sederhana untuk menjadi perusahaan kelas dunia
yaitu memanusiakan para pekerjanya.
Itulah sosok CEO Google Indonesia, Semoga
dengan diangkatnya Rudy Ramawy sebagai bos Google Indonesia akan semakin
meningkatkan mutu guna atau kualitas manfaat dari google itu sendiri bagi
Indonesia.
B. Budaya di
kantor google indonesia
Dari semua perusahaan yang bergerak di bidang
teknologi informasi, kantor Google mungkin adalah salah satu yang paling
menarik dikunjungi. Raksasa mesin pencari ini dikenal memiliki budaya kerja
unik, di samping royal menebar berbagai macam fasilitas untuk karyawannya agar
betah berkarya.
Tak terkecuali Google Indonesia. Kantor
Google berada di Sentral Senayan II Lt. 28, Jl. Asia Afrika No. 8, Tanah Abang,
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, perwakilan
Google untuk wilayah Indonesia tersebut mengajak sejumlah jurnalis untuk
melongok bagian dalam markasnya itu, termasuk Kompas Tekno.
Nah, seperti apakah kantor Google Indonesia?
Nah, seperti apakah kantor Google Indonesia?
DISKUSI
Terkait urusan diskusi, Google menyediakan macam-macam
sarana. Di samping perlengkapan teleconference, kegiatan rapat pun bisa
dilakukan di banyak ruang rapat berbeda ukuran yang bertebaran di kantor ini.
Tinggal pilih mana yang menyediakan jumlah bangku yang cocok.
Tiap-tiap ruang tersebut memiliki nama yang unik,
beberapa terdengar cukup nyeleneh seperti "Gudang Rezeki",
"Pangkalan Ojek", dan "Gelora Asmara". Rudy mengaku
nama-nama tersebut diusulkan oleh para karyawan Google dan dimaksudkan untuk
mengundang rasa penasaran.
"Biasanya pengunjung atau karyawan Google dari
negara lain akan bertanya apa artinya, lalu kami akan menjelaskan makna
nama-nama tersebut agar mereka lebih mengenal budaya Indonesia," papar
Rudy, sembari menambahkan bahwa tim Google sengaja tak memilih nama yang umum.
"Soalnya, kalau cuma nama yang terkenal seperti 'Bromo' kan bisa langsung
cari di Google dan diketahui itu apa". Sayang, dia kurang merinci alasan
di balik penamaan ruang "Gelora Asmara".
Ketika para karyawan ingin ngobrol dalam suasana yang lebih santai pun, kantor Google menyediakan semacam lounge untuk diskusi. Tempat ini terletak di sebuah teras di atas area resepsionis dan menyediakan pemandangan langsung ke jantung kota Jakarta, mengarah ke Jalan Asia Afrika dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Ketika para karyawan ingin ngobrol dalam suasana yang lebih santai pun, kantor Google menyediakan semacam lounge untuk diskusi. Tempat ini terletak di sebuah teras di atas area resepsionis dan menyediakan pemandangan langsung ke jantung kota Jakarta, mengarah ke Jalan Asia Afrika dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
DESAIN UNSUR LOKAL
Google
Indonesia dalam mendesin kantornya, walau teknologinya benar-benar diperhatikan
oleh kantor pusat, tapi desain interiornya dan bahan apa yang dipakai benar-benar
terserah para googler yang ada di Indonesia. dengan diawasi oleh kantor pusatnya di Mountain View, San Francisco, California US.
Kita bisa lihat dari medium kaca di dalam kantor google ada grafis-grafis khas
Indonesia, misalnya orang membatik, tukang bakso dan tukang becak.
Desain
semua kantor google disesuakan dengan budaya lokal, namun atmosfer yang dibangun
harus serupa, yaitu membuat nyaman dan merangsang kreatifitas.
MAKANAN
Google
juga dikenal memiIki budaya kerja yang tidak biasa, salah satunya adalah unsur
makanan. Di kantor ini begitu banyak makanan.
Hari itu
para karyawan sedang berkumpul di kantin khusus yang luasnya lebih dari cukup
untuk menampung mereka semua. Tentu, seperti halnya kantor Google di negara
lain, tempat ini pun menyediakan makan siang dan camilan gratis.
"Kenapa gratis? Jika orang masih terusik dengan perut yang lapar, mereka tidak bisa berpikir secara inovatif dan bebas. Tak seperti perusahaan lain yang punya tambang, misalnya, modal kami hanya manusia. Maka dari itu, para karyawan pun dalam hal ini di-maintain," kata Rudy.
"Kenapa gratis? Jika orang masih terusik dengan perut yang lapar, mereka tidak bisa berpikir secara inovatif dan bebas. Tak seperti perusahaan lain yang punya tambang, misalnya, modal kami hanya manusia. Maka dari itu, para karyawan pun dalam hal ini di-maintain," kata Rudy.
Para karyawan mengatakan berat badan bertambah saat bergabung di perusahaan ini, banyak disediakan makanan. ini bukan soal fasilitasnya, tapi soal kebersamaannya. Dan kita bisa melihat saat di kafe atau di dapur. Orang-orang berkumpul dan membahas tentang proyek yang mereka kerjakan. Kami sangat mendorong kolaborasi dan untuk itulah adanya banyak makanan. Kami juga melihat pegawai muda kami, mempunyai pandangan berbeda tentang tempat kerja. Mereka tidak ingin duduk di bekalang meja. Mereka ingin duduk di tempat sepi, jauh dari keramaian dan memakai headphone atau di waktu lain mereka ingin bersama teman di kafe, ini elemen kerja yang berbeda dan mungkin konsep kantor seperti ini akan banyak diterapkan di era mendatang.
KOLABORASI
DAN KREATIFITAS
Budaya
kerja menurut Julian Persaud, Managaing Director Google Asia Tenggara kuncinya
adalah kolaborasi, kreatifitas. Dua kata inilah yang tepat. Jadi sangatlah penting memiliki banyak hal
yang saling melengkapi. Yang sangat menjelaskan kultur kami adalah kerjasama
lintas sektor dan lintas negara.
Julian
Persaud mengatakan ”Yang kita lakukan adalah membuat lingkungan yang penuh
kolaborasi dan kreatifitas. tempat kerja yang modern tidak hanya duduk di
belakang meja, harus juga mengakrabkan orang-orang, bisa bercengkrama di
koridor atau berkumpul bersama di cafe. Jadi pegawai yang bahagia adalah
pegawai yang produktif”.
Setiap
tahunnya lebih dari 2 juta orang bersaing untuk bekerja di Google. Tak hanya
kecerdasan intelektual yang diperhatikan, Google memastikan setiap calon
pekerjanya tak hanya mengejar gajih besar tapi juga bisa mewujudkan misi besar.
bisnis ini tidak hanya mendapatkan uang. "kami ingin orang-orang datang
bekerja dengan keinginan untuk memecahkan masalah besar, memiliki hasrat sesuai
bidangnya dan tidak melihat ini hanya sebagai pekerjaan. Sangatlah penting
untuk mempercayai misi perusahaan ini, mengorganisir informasi di dunia,
membuatnya bisa diakses secara luas dan bermanfaat. Itu misi besar dan kami tak
akan berhenti. Dan bisnis ini tidak hanya sekerdar uang, tapi sesungguhnya soal
bagaimana kita bisa ikut menguatkan ekonomi” kata Julian Persaud. Lounge dan area lobi di kantor
Google Indonesia
Plang nama salah satu ruang rapat
Lemari pendingin berisi berbagai
jenis minuman (kiri) yang tersebar di beberapa titik di kantor Google
Indonesia, serta area diskusi dengan kasur dan bantal
NYAMAN DAN SANTAI
Di sini terdapat beberapa meja, sofa, dan kursi yang
ditata dalam beberapa ruang terbuka. Ada pula tempat rapat unik yang tidak
berisi kursi, tetapi kasur dan bantal dengan susunan berundak mirip sawah di
pegunungan.
Ingin lebih santai lagi? Ada area bermain yang
dilengkapi beberapa alat hiburan seperti konsol Xbox 360, lengkap dengan
perangkat motion control Kinect. Bermain tampaknya sama sekali bukan hal
yang tabu di kantor Google. Sebaliknya, kegiatan ini malah difasilitasi.
Cetakan batik
Sebagai perwakilan di Indonesia, tak aneh jika Google berusaha menyertakan elemen-elemen budaya Indonesia dalam desain kantornya.
Hal tersebut antara lain terwujud dalam gambar tokoh wayang Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng yang mejeng di panel kaca besar salah satu ruang rapat.
Sebagai perwakilan di Indonesia, tak aneh jika Google berusaha menyertakan elemen-elemen budaya Indonesia dalam desain kantornya.
Hal tersebut antara lain terwujud dalam gambar tokoh wayang Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng yang mejeng di panel kaca besar salah satu ruang rapat.
Rudy sendiri mengaku juga menyumbang ide untuk menegaskan identitas para
karyawan Google di kantornya. "Usulan saya adalah meletakkan cetakan batik
di logo Google di bagian resepsionis," katanya.
Ternyata ada alasan tersendiri di balik gagasan tersebut. "Karena ada kawan dari negara tetangga yang 'mengklaim' batik, mereka mendesain logo di kantor dengan elemen kain batik," ungkap Rudy, tanpa menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Ternyata ada alasan tersendiri di balik gagasan tersebut. "Karena ada kawan dari negara tetangga yang 'mengklaim' batik, mereka mendesain logo di kantor dengan elemen kain batik," ungkap Rudy, tanpa menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Dengan demikian, Google Indonesia pun tampil dengan
cetakan batik. Makna simbolisnya, Indonesia adalah "sumber" dari kain
batik. "Kalau tidak ada cetakan, kan tidak ada batiknya," ujar Rudy.
Tentu, batik sejati dibuat dengan teknik melukis malam, tetapi agaknya canting
kurang praktis untuk ditempelkan di tembok.
Dari skema yang terpampang di lokasi, kantor Google memiliki cubicle berjumlah 82 buah. Saat ini, Rudy mengatakan bahwa baru separuh tempat tersebut yang terisi, semuanya terdiri dari tenaga kerja asal Indonesia. Kantor besar yang mengambil keseluruhan lantai 28 dari menara Sentra Senayan II itu pun terkesan lowong.
Dari skema yang terpampang di lokasi, kantor Google memiliki cubicle berjumlah 82 buah. Saat ini, Rudy mengatakan bahwa baru separuh tempat tersebut yang terisi, semuanya terdiri dari tenaga kerja asal Indonesia. Kantor besar yang mengambil keseluruhan lantai 28 dari menara Sentra Senayan II itu pun terkesan lowong.
Country head Google Indonesia Rudy
Ramawy (latar depan, berbaju biru, paling kiri) berfoto bersama para karyawan
Google Indonesia di kantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar