Sabtu, 04 Juni 2016

Kepemimpinan dan Budaya dalam Implementasi Strategi Google Indonesia






Kepemimpinan dan Budaya
dalam Implementasi Strategi
Google Indonesia

Disusun oleh:

AHMAD WINARDI                B.111.13.0267




FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 MANAJEMEN
2016


A.    Sosok Kepemimpinan Rudy Ramawy dalam Google Indonesia

Rudy Ramawy, mungkin namanya agak asing bagi sebagian orang. Namun bagi pemirsa RCTI ataupun pada perhelatan acara Sony Music Entertainment tentunya muka Rudy Ramawy sering kita lihat di layar kaca. Bahkan sosok Rudy Ramawy ini terakhir pernah terlihat saat gelaran tinju celebrity fight antara Chris John vs Daud Jordan beberapa waktu lalu yang disiarkan secara langsung oleh RCTI.


Sekarang Sosok Rudy Ramawy kembali hangat diperbincangkan khususnya di dunia maya. Ini disebabkan karena Rudy Ramawy ditunjuk sebagai Country Head Google Indonesia alias bos Google Indonesia. Secara resmi Rudy Ramawy sudah bergabung ke tim Google Indonesia sejak Januari 2012. 

Namun baru terungkap ke publik secara resmi pada saat jumpa pers di Gedung Cyber 2, Jakarta pada tanggal 30 Maret 2012 lalu. Tujuan penunjukkan Rudy Ramawy sebagai bos Google Indonesia sendiri adalah sebagai usaha untuk lebih mendekatkan diri kepada pengguna, mitra kerja, dan para stakeholder di Indonesia.


Profil Rudy Ramawy Bos Google Indonesia
Berikut ini adalah profil singkat Rudy Ramawy Bos Google Indonesia yang dikutip dari kompas.com:
  1. Rudy mendapat gelar sarjana di bidang Teknik Kimia dari University of California, Barkeley. Ia memulai karier di Procter and Gamble tahun 1994.
  2. Pada tahun 1997, Rudy menjadi Direktur Sales and Marketing Sony Music Entertainment Indonesia. Tahun 1999, ia direkrut menjadi Managing Director untuk Warner Music Malaysia yang berkantor di Kuala Lumpur.
  3. Rudy kembali ke Indonesia pada tahun 2003 dan bergabung kembali dengan Sony Music Entertainment Indonesia sebagai President Director dan sekaligus sebagai Regional Marketing Director untuk Asia Tenggara.
  4. Tahun 2005, Rudy bergabung dengan Nantrindo Telepon Seluler (pemilik operator seluler Axis) sebagai Direktur dan Chief Marketing Officer.
  5. Sebelum bergabung dengan Google pada Januari 2012, Rudy menjabat sebagai Direktur Programming dan Production RCTI.
Dalam memimpin google indonesia, Value yang dipegang nilai kolaborasi, Sangat cocok budaya indonesia yaitu gotong royong bisa terasa di culture di goole. Kita bukan memberi instuksi namun lebih bersifat diskusi dan gotong royong misalnya kita menyelesaikan bersama-sama dan berdiskusi, bukan mengintruksikan atasan pada bawahan, sebagai CEO harus mengkonfrimasi bahwa ini untuk kepentingan bersama.
Di kantor google sendiri para karyawan tidak menggunakan seragam atau pun jas, mereka meggunakan pakaian bebas sesuai kenyamanan para karyawan.
Sebagai Ceo pun Rudy memperhatikan kenyamanan para karyawan nya bekerja, ini memang sesuai dengan budaya kantor Google di seluruh dunia. Beberapa contohnya adalah makanan, tempat santai, karyawan bisa bekerja di tempat manapun dikantor, ingin tempat yang sepi dan tidak ramai ataupun yang nyaman di sofa. Juga ada arena bermain tenis meja dan ruang fitness untuk refresing sehingga akan memanjakan para karyawannya. Hasilnya bisa dapat ide baru cara kerja baru dan kreatif.
Don’t be Evil, atau jangan menjadi jahat. Motto perusahaan ini yang terus dipegang. Google menunjukan cara yang sebenarnya sederhana untuk menjadi perusahaan kelas dunia yaitu memanusiakan para pekerjanya.
Itulah sosok CEO Google Indonesia, Semoga dengan diangkatnya Rudy Ramawy sebagai bos Google Indonesia akan semakin meningkatkan mutu guna atau kualitas manfaat dari google itu sendiri bagi Indonesia.


B. Budaya di kantor google indonesia
Dari semua perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, kantor Google mungkin adalah salah satu yang paling menarik dikunjungi. Raksasa mesin pencari ini dikenal memiliki budaya kerja unik, di samping royal menebar berbagai macam fasilitas untuk karyawannya agar betah berkarya.
Tak terkecuali Google Indonesia. Kantor Google berada di Sentral Senayan II Lt. 28, Jl. Asia Afrika No. 8, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, perwakilan Google untuk wilayah Indonesia tersebut mengajak sejumlah jurnalis untuk melongok bagian dalam markasnya itu, termasuk Kompas Tekno.

Nah, seperti apakah kantor Google Indonesia?
DISKUSI
Terkait urusan diskusi, Google menyediakan macam-macam sarana. Di samping perlengkapan teleconference, kegiatan rapat pun bisa dilakukan di banyak ruang rapat berbeda ukuran yang bertebaran di kantor ini. Tinggal pilih mana yang menyediakan jumlah bangku yang cocok.
Tiap-tiap ruang tersebut memiliki nama yang unik, beberapa terdengar cukup nyeleneh seperti "Gudang Rezeki", "Pangkalan Ojek", dan "Gelora Asmara". Rudy mengaku nama-nama tersebut diusulkan oleh para karyawan Google dan dimaksudkan untuk mengundang rasa penasaran.
"Biasanya pengunjung atau karyawan Google dari negara lain akan bertanya apa artinya, lalu kami akan menjelaskan makna nama-nama tersebut agar mereka lebih mengenal budaya Indonesia," papar Rudy, sembari menambahkan bahwa tim Google sengaja tak memilih nama yang umum. "Soalnya, kalau cuma nama yang terkenal seperti 'Bromo' kan bisa langsung cari di Google dan diketahui itu apa". Sayang, dia kurang merinci alasan di balik penamaan ruang "Gelora Asmara".

Ketika para karyawan ingin ngobrol dalam suasana yang lebih santai pun, kantor Google menyediakan semacam lounge untuk diskusi. Tempat ini terletak di sebuah teras di atas area resepsionis dan menyediakan pemandangan langsung ke jantung kota Jakarta, mengarah ke Jalan Asia Afrika dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.

DESAIN UNSUR LOKAL
Google Indonesia dalam mendesin kantornya, walau teknologinya benar-benar diperhatikan oleh kantor pusat, tapi desain interiornya dan bahan apa yang dipakai benar-benar terserah para googler yang ada di Indonesia.  dengan diawasi oleh kantor pusatnya di Mountain View, San Francisco, California US. Kita bisa lihat dari medium kaca di dalam kantor google ada grafis-grafis khas Indonesia, misalnya orang membatik, tukang bakso dan tukang becak.
Desain semua kantor google disesuakan dengan budaya lokal, namun atmosfer yang dibangun harus serupa, yaitu membuat nyaman dan merangsang kreatifitas.

MAKANAN
Google juga dikenal memiIki budaya kerja yang tidak biasa, salah satunya adalah unsur makanan. Di kantor ini begitu banyak makanan.
Hari itu para karyawan sedang berkumpul di kantin khusus yang luasnya lebih dari cukup untuk menampung mereka semua. Tentu, seperti halnya kantor Google di negara lain, tempat ini pun menyediakan makan siang dan camilan gratis.

"Kenapa gratis? Jika orang masih terusik dengan perut yang lapar, mereka tidak bisa berpikir secara inovatif dan bebas. Tak seperti perusahaan lain yang punya tambang, misalnya, modal kami hanya manusia. Maka dari itu, para karyawan pun dalam hal ini di-maintain," kata Rudy.

Para karyawan mengatakan berat badan bertambah saat bergabung di perusahaan ini, banyak disediakan makanan. ini bukan soal fasilitasnya, tapi soal kebersamaannya. Dan kita bisa melihat saat di kafe atau di dapur. Orang-orang berkumpul dan membahas tentang proyek yang mereka kerjakan. Kami sangat mendorong kolaborasi dan untuk itulah adanya banyak makanan. Kami juga melihat pegawai muda kami, mempunyai pandangan berbeda tentang tempat kerja. Mereka tidak ingin duduk di bekalang meja. Mereka ingin duduk di tempat sepi, jauh dari keramaian dan memakai headphone atau di waktu lain mereka ingin bersama teman di kafe, ini elemen kerja yang berbeda dan mungkin konsep kantor seperti ini akan banyak diterapkan di era mendatang.

KOLABORASI DAN KREATIFITAS
Budaya kerja menurut Julian Persaud, Managaing Director Google Asia Tenggara kuncinya adalah kolaborasi, kreatifitas. Dua kata inilah yang tepat.  Jadi sangatlah penting memiliki banyak hal yang saling melengkapi. Yang sangat menjelaskan kultur kami adalah kerjasama lintas sektor dan lintas negara.

Julian Persaud mengatakan ”Yang kita lakukan adalah membuat lingkungan yang penuh kolaborasi dan kreatifitas. tempat kerja yang modern tidak hanya duduk di belakang meja, harus juga mengakrabkan orang-orang, bisa bercengkrama di koridor atau berkumpul bersama di cafe. Jadi pegawai yang bahagia adalah pegawai yang produktif”.
Setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang bersaing untuk bekerja di Google. Tak hanya kecerdasan intelektual yang diperhatikan, Google memastikan setiap calon pekerjanya tak hanya mengejar gajih besar tapi juga bisa mewujudkan misi besar. bisnis ini tidak hanya mendapatkan uang. "kami ingin orang-orang datang bekerja dengan keinginan untuk memecahkan masalah besar, memiliki hasrat sesuai bidangnya dan tidak melihat ini hanya sebagai pekerjaan. Sangatlah penting untuk mempercayai misi perusahaan ini, mengorganisir informasi di dunia, membuatnya bisa diakses secara luas dan bermanfaat. Itu misi besar dan kami tak akan berhenti. Dan bisnis ini tidak hanya sekerdar uang, tapi sesungguhnya soal bagaimana kita bisa ikut menguatkan ekonomi” kata Julian Persaud. Lounge dan area lobi di kantor Google Indonesia

Plang nama salah satu ruang rapat
Lemari pendingin berisi berbagai jenis minuman (kiri) yang tersebar di beberapa titik di kantor Google Indonesia, serta area diskusi dengan kasur dan bantal
NYAMAN DAN SANTAI
Di sini terdapat beberapa meja, sofa, dan kursi yang ditata dalam beberapa ruang terbuka. Ada pula tempat rapat unik yang tidak berisi kursi, tetapi kasur dan bantal dengan susunan berundak mirip sawah di pegunungan.
Ingin lebih santai lagi? Ada area bermain yang dilengkapi beberapa alat hiburan seperti konsol Xbox 360, lengkap dengan perangkat motion control Kinect. Bermain tampaknya sama sekali bukan hal yang tabu di kantor Google. Sebaliknya, kegiatan ini malah difasilitasi.

 Konsol game Xbox 360 turut disediakan sebagai sarana refreshing
Cetakan batik

Sebagai perwakilan di Indonesia, tak aneh jika Google berusaha menyertakan elemen-elemen budaya Indonesia dalam desain kantornya.

Hal tersebut antara lain terwujud dalam gambar tokoh wayang Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng yang mejeng di panel kaca besar salah satu ruang rapat.
Tokoh Punakawan di kaca pembatas salah satu ruang rapat
Rudy sendiri mengaku juga menyumbang ide untuk menegaskan identitas para karyawan Google di kantornya. "Usulan saya adalah meletakkan cetakan batik di logo Google di bagian resepsionis," katanya.

Ternyata ada alasan tersendiri di balik gagasan tersebut. "Karena ada kawan dari negara tetangga yang 'mengklaim' batik, mereka mendesain logo di kantor dengan elemen kain batik," ungkap Rudy, tanpa menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Cetakan-cetakan batik cap aneka pola menghiasi logo Google di kantornya di Indonesia
Dengan demikian, Google Indonesia pun tampil dengan cetakan batik. Makna simbolisnya, Indonesia adalah "sumber" dari kain batik. "Kalau tidak ada cetakan, kan tidak ada batiknya," ujar Rudy. Tentu, batik sejati dibuat dengan teknik melukis malam, tetapi agaknya canting kurang praktis untuk ditempelkan di tembok.
Dari skema yang terpampang di lokasi, kantor Google memiliki cubicle berjumlah 82 buah. Saat ini, Rudy mengatakan bahwa baru separuh tempat tersebut yang terisi, semuanya terdiri dari tenaga kerja asal Indonesia. Kantor besar yang mengambil keseluruhan lantai 28 dari menara Sentra Senayan II itu pun terkesan lowong.



Country head Google Indonesia Rudy Ramawy (latar depan, berbaju biru, paling kiri) berfoto bersama para karyawan Google Indonesia di kantin










 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar